Rabu, 11 Mei 2011

Kewirausahaan


KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : Perantara. Pada abad pertengahan istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang – orang yang menangani proyek produksi berskala besar.
Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda menurut  beberapa para ahli tergantung kepada titik berat dan penekanannya.  Beberapa definisi tentang kewirausahaan, diantaranya:
1.     Richard Cantillon (1775), mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
2.    Peter F. Drucker, kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya..
3.    Jean Baptista Say (1816), seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
4.    Harvey Leibenstein (1968, 1979), kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.  Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
5.    Frank Knight (1921), wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
Tiga jenis perilaku :
  1. Memulai inisiatif, dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan.
  2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, dimana seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi
  3. Diterimanya resiko dan kegagalan, di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru
Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah
-          Muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18
Di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
-          Diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll.
-          Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
1. Keinginan untuk berprestasi, pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya.
2. Keinginan untuk bertanggung jawab segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang    maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah, hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil, selalu bersikap optimis bahwa usaha yang dijalankannya akan sealu berhasil dan membawa keuntungan.
5. Rangsangan oleh umpan balik, cepat tanggap akan situasi yang ada.
6. Aktivitas energik, Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
7. Orientasi ke masa depan, Memiliki visi dan tujuan yang jelas.Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.
8. Keterampilan dalam pengorganisasian,  mempunyai kemampuan dalam hal organisasi untuk mengembangkan usahanya.
9. Sikap terhadap uang, selalu bisa memanfaatkan uang yang di dapat untuk mengembangkan usahanya.

Inovasi adalah kunci penting seorang wirausahawan
Joseph  A.  Schumpeter memberikan penekanan pada konsep inovasi sebagai kiteria yang membedakan perusahaan dari bentuk usaha lainnya. Mereka yang memimpin wirausaha dinamakan wirausahawan. Schumpeter menyatakan bahwa tidak ada orang yang menjadi wirausahawan sepanjang waktu. Seseorang berperilaku sebagai wirausahawan hanya ketika melakukan suatu inovasi.
Keuntungan kewirausahawan umumnya berasal dari inovasi. Keuntungan tersebut bersifat sementara dan akan berkurang dengan adanya persaingan. Ini berarti bawa tidak ada perusahaan yang bisa bergantung pada produk yang telah dihasilkannya. Inovasi harus merupakan proses yang berkesinambungan jika perusahaan ingin berumur panjang.

Penentuan Potensi Kewirausahaan
Di bawah ini hal-hal yang bisa memberikan potensi bagi kewirausahaan:
(karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi)
          Kemampuan inovatif, inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa yang baru, atau mengkombinasikan unsure – unsure produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
          Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity), ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif. Orang – orang yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangun struktur dari situasi yang tidak berbentuk.
          Keinginan untuk berprestasi, hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah didalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
          Kemampuan perencanaan realistis, menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan n Ach dari wirausahawan.
          Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan, wirausahawan membutuhka aktivitas yang mempunyai tujuan. n ach yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan mereka ke arah tujuan yang ditetapkan. Semua usaha dalam organisasi dipusatkan untuk mencapai tujuan utama organisasi tersebut.
          Obyektivitas, wirausahawan obyektif didalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta – fakta yang ada, mempelajarinya, dan menentukan arah tindakan dengan cara – cara praktis.
          Tanggung jawab pribadi, wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
          Kemampuan beradaptasi, para wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ketika wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun menilai situasi secara obyektif, merumuskan rencana – rencana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan baru tersebut, dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh wirausahawan.
          Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator, wirausahawan mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang – orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan efsien. Mereka cenderung tidak bekerja baik dalam hal – hal rutin dan akan melakukan pekerjaan dengan baik jika meninggalkan rutinitas kepada orang lain. Kekuatan mereka sebagai administrator terletak pada kemampuan mereka melihat kedepan dan mengantisipasi kemungkinan masa depan.
Metode Analisa Diri Sendiri
          Untuk kebutuhan usaha baru harus memperhitungkan kebutuhan, dorongan dan aspirasi.
          3 kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow).
          Analisa prestasi pribadi, analisa dengan melihat pengalaman yang tidak terlupakan yaitu pengalaman yang sangat memuaskan dan pengalaman yang sangat tidak memuaskan.
Pengembangan n Ach
n Ach dapat diperkuat dan dikembangkan melalui program pelatihan. Tahap-tahapnya antara lain :
          Menyadarkan orang-orang pada potensi mereka untuk mendapatkan karakteristik kewirausahaan. Mereka dilatih untuk membuat rencana, harapan, kesulitan dan mengevaluasi segala tindakan yang telah dilakukan
          Pengembangan sindrom prestasi. Individu diajar untuk berpikir, berbicara, bertindak dan menyadari orang lain
          Dukungan kognitif. Tujuannya untuk membantu orang-orang menghubungkan cara berfikir baru dengan asumsi mereka sebelumnya dan cara melihat dunia.
          Pemberian dukungan emosional peserta di dalam usaha mereka untuk merubah diri
Manajemen Kewirausahaan
Terdapat faktor-faktor disamping n Ach yang bisa diajarkan untuk melahirkan seseorang wirausahawan yaitu :
1.  mengidentifikasi kesempatan bisnis, kewirausahawan berputar disekitar inovasi. Inovasi termasuk cara terbaru dan lebih baik dalam mengerjakan sesuatu dan hal terbaru dan lebih baik dalam mengerjakannya. Tetapi cara terbaru dan lebih baik didalam mengerjakan sesuatu secara tidak langsung berarti menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat untuk memenuhi keinginan dari masyarakat sebagai konsumen.
2.  analisa resiko, pribadi kewirausahawan memilih resiko yang bisa diperhitungkan yang  bersifat menengah dan bisa dikendalikan. Resiko yang bisa diperhitungkan dalam bisnis adalah keputusan mengenai pengeluaran uang dalam jangka pendek dan jangka panjang
3.  perolehan kompetensi manajerial, sebuah pernyataan terhadap apa yang seseorang harus lakukan ditempat kerja untuk menunjukan pengetahuannya, keterampilannya dan sikap sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. Dalam kompetensi manajerial, seseorang mampu menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan, mampu mengembangkan organisasi sesuai dengan kebutuhan, mampu menjadi pemimpin dalam pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal, mampu mengelola pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal, mampu menerapkan prinsip – prinsip kewirausahaan dalam menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan suatu usaha, mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, dan mampu melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan usaha sesuai standar pengawasan yang berlaku.


1 komentar:

  1. Lucky Club Live Casino | Play Online at Online Casinos
    The Lucky Club Live Casino review takes a look at the site's features, payment methods, software providers, payment luckyclub.live methods, and much more.

    BalasHapus