Kamis, 19 Mei 2011

Kewirausahaan II

Kewirausahaan berasal dari Bahasa perancis Entrepreneurship yang artinya mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa ide inovatif ke dalam kehidupan. Hasil akhir darinya adlah menciptakan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko...
Wirausahawan (Entrepreneur) adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Tiga jenis perilaku :
• Memulai inisiatif .
• Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis.
• Diterimanya resiko dan kegagalan.

Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah
4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil
5. Rangsangan oleh umpan balik
6. Aktivitas energik
7. Orientasi ke masa depan
8. Keterampilan dalam pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang

Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi
• Kemampuan inovatif
• Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
• Keinginan untuk berprestasi
• Kemampuan perencanaan realistis
• Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
• Obyektivitas
• Tanggung jawab pribadi
• Kemampuan beradaptasi
• Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrato

Berikut ini ada tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland
1. Kebutuhan untuk berprestasi (nAch)
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi,karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya,pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan.
2. Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil)
Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.

3. Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW).
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

Sumber-sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru
- Kebutuhan akan sumber penemuan
-Hobi atau kesenangan pribadi
-Mengamati kecenderungan-kecenderungan
-Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
-Mengapa tidak terdapat ?
-Kegunaan lain dari barang-barang biasa
-Pemanfaat produk dari perusahaan lain

Unsur Dasar Analisa Pulang Pokok
Analisa pulang pokok umumnya terdiri dari refleksi, pembahasan,
pertimbangan dan pembuatiln keputusan relatif terhadap tuiuh unsur
pokok:
a. Biaya Tetap : pengeluaran yang dikeluarkan tanpa meiihat jumlah
produk yang dihasilkan
b. Biaya Variabel : pengeluarany ang berfluktuasid engani umlah produk
yang dihasilkan
c. Biaya Total: jumlah total biaya tetap darr biaya variabei yqng
berkaitan dengan produksi.
d. Pendapatan Total : semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi
dari penjualan produk
e. Keuntungan : jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari
produksi barang yang dijual
f. Kerugian : iumlah biaya total produksi barang yang metebihi
pendapatan total yang diperoleh dari per{ualan barang tersebut
g. Titik Pulang Pokok : penclapatan total sama dengan biaya totalnya,
artinya perusahaan hanya memperoleh pendapatan yang hanya cukup
untuk menutupi biaya-biayanya. Perusahaan tidak untung tidak rugi.

Waralaba (Inggris:Franchising,Prancis:Franchise)untuk kejujuran atau kebebasan) adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan.Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Jenis-jenis Waralaba
Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
• Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.
• Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik waralaba.

Pemasaran langsung adalah bentuk promosi dengan cara memasarkan barang/jasa secara langsung agar mendapat tanggapan secara langsung juga dari para konsumen. Pemasaran langsung tidak harus bertatap muka secara langsung tetapi pemasaranya ditujukan secara langsung kepada seseorang.

Teknik alternatif pemasaran langsung :
1. Periklanan terklasifikasi
2. Periklanan display
3. Kiriman pos langsung
4. Katalog penjualan
5. Pemasaran tanggapan langsung media

Bentuk – bentuk kepemilikan perusahaan :
a.Pemilikan tunggal / perseorangan : (firma)
Dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang.
Pemilik tidak perlu membagi laba.
b.Kongsi
Ada perjanjian tertulis.
Dimiliki 2 orang atau lebih.
Umur perusahaan terbatas.
Pemilikan bersama atas harta.
Ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba.
c.Perusahaan Perseroaan
Perusahaan dengan badan hukum.
Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang
Dimiliki.
Pemilikan dapat berpindah tangan.
Eksitensi relatif lebih stabil/permanen.

Ada tiga alternatif pada saat berakhirnya usaha :
a. Likuidasi
b. Reorganisasi
c. Perpanjangan waktu pembayaran

Rabu, 11 Mei 2011

Kewirausahaan


KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : Perantara. Pada abad pertengahan istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang – orang yang menangani proyek produksi berskala besar.
Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda menurut  beberapa para ahli tergantung kepada titik berat dan penekanannya.  Beberapa definisi tentang kewirausahaan, diantaranya:
1.     Richard Cantillon (1775), mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
2.    Peter F. Drucker, kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya..
3.    Jean Baptista Say (1816), seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
4.    Harvey Leibenstein (1968, 1979), kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.  Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
5.    Frank Knight (1921), wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
Tiga jenis perilaku :
  1. Memulai inisiatif, dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan.
  2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, dimana seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi
  3. Diterimanya resiko dan kegagalan, di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru
Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah
-          Muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18
Di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
-          Diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll.
-          Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
1. Keinginan untuk berprestasi, pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya.
2. Keinginan untuk bertanggung jawab segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang    maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah, hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil, selalu bersikap optimis bahwa usaha yang dijalankannya akan sealu berhasil dan membawa keuntungan.
5. Rangsangan oleh umpan balik, cepat tanggap akan situasi yang ada.
6. Aktivitas energik, Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
7. Orientasi ke masa depan, Memiliki visi dan tujuan yang jelas.Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.
8. Keterampilan dalam pengorganisasian,  mempunyai kemampuan dalam hal organisasi untuk mengembangkan usahanya.
9. Sikap terhadap uang, selalu bisa memanfaatkan uang yang di dapat untuk mengembangkan usahanya.

Inovasi adalah kunci penting seorang wirausahawan
Joseph  A.  Schumpeter memberikan penekanan pada konsep inovasi sebagai kiteria yang membedakan perusahaan dari bentuk usaha lainnya. Mereka yang memimpin wirausaha dinamakan wirausahawan. Schumpeter menyatakan bahwa tidak ada orang yang menjadi wirausahawan sepanjang waktu. Seseorang berperilaku sebagai wirausahawan hanya ketika melakukan suatu inovasi.
Keuntungan kewirausahawan umumnya berasal dari inovasi. Keuntungan tersebut bersifat sementara dan akan berkurang dengan adanya persaingan. Ini berarti bawa tidak ada perusahaan yang bisa bergantung pada produk yang telah dihasilkannya. Inovasi harus merupakan proses yang berkesinambungan jika perusahaan ingin berumur panjang.

Penentuan Potensi Kewirausahaan
Di bawah ini hal-hal yang bisa memberikan potensi bagi kewirausahaan:
(karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi)
          Kemampuan inovatif, inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa yang baru, atau mengkombinasikan unsure – unsure produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
          Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity), ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif. Orang – orang yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangun struktur dari situasi yang tidak berbentuk.
          Keinginan untuk berprestasi, hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah didalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
          Kemampuan perencanaan realistis, menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan n Ach dari wirausahawan.
          Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan, wirausahawan membutuhka aktivitas yang mempunyai tujuan. n ach yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan mereka ke arah tujuan yang ditetapkan. Semua usaha dalam organisasi dipusatkan untuk mencapai tujuan utama organisasi tersebut.
          Obyektivitas, wirausahawan obyektif didalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta – fakta yang ada, mempelajarinya, dan menentukan arah tindakan dengan cara – cara praktis.
          Tanggung jawab pribadi, wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
          Kemampuan beradaptasi, para wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ketika wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun menilai situasi secara obyektif, merumuskan rencana – rencana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan baru tersebut, dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh wirausahawan.
          Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator, wirausahawan mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang – orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan efsien. Mereka cenderung tidak bekerja baik dalam hal – hal rutin dan akan melakukan pekerjaan dengan baik jika meninggalkan rutinitas kepada orang lain. Kekuatan mereka sebagai administrator terletak pada kemampuan mereka melihat kedepan dan mengantisipasi kemungkinan masa depan.
Metode Analisa Diri Sendiri
          Untuk kebutuhan usaha baru harus memperhitungkan kebutuhan, dorongan dan aspirasi.
          3 kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow).
          Analisa prestasi pribadi, analisa dengan melihat pengalaman yang tidak terlupakan yaitu pengalaman yang sangat memuaskan dan pengalaman yang sangat tidak memuaskan.
Pengembangan n Ach
n Ach dapat diperkuat dan dikembangkan melalui program pelatihan. Tahap-tahapnya antara lain :
          Menyadarkan orang-orang pada potensi mereka untuk mendapatkan karakteristik kewirausahaan. Mereka dilatih untuk membuat rencana, harapan, kesulitan dan mengevaluasi segala tindakan yang telah dilakukan
          Pengembangan sindrom prestasi. Individu diajar untuk berpikir, berbicara, bertindak dan menyadari orang lain
          Dukungan kognitif. Tujuannya untuk membantu orang-orang menghubungkan cara berfikir baru dengan asumsi mereka sebelumnya dan cara melihat dunia.
          Pemberian dukungan emosional peserta di dalam usaha mereka untuk merubah diri
Manajemen Kewirausahaan
Terdapat faktor-faktor disamping n Ach yang bisa diajarkan untuk melahirkan seseorang wirausahawan yaitu :
1.  mengidentifikasi kesempatan bisnis, kewirausahawan berputar disekitar inovasi. Inovasi termasuk cara terbaru dan lebih baik dalam mengerjakan sesuatu dan hal terbaru dan lebih baik dalam mengerjakannya. Tetapi cara terbaru dan lebih baik didalam mengerjakan sesuatu secara tidak langsung berarti menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat untuk memenuhi keinginan dari masyarakat sebagai konsumen.
2.  analisa resiko, pribadi kewirausahawan memilih resiko yang bisa diperhitungkan yang  bersifat menengah dan bisa dikendalikan. Resiko yang bisa diperhitungkan dalam bisnis adalah keputusan mengenai pengeluaran uang dalam jangka pendek dan jangka panjang
3.  perolehan kompetensi manajerial, sebuah pernyataan terhadap apa yang seseorang harus lakukan ditempat kerja untuk menunjukan pengetahuannya, keterampilannya dan sikap sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. Dalam kompetensi manajerial, seseorang mampu menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan, mampu mengembangkan organisasi sesuai dengan kebutuhan, mampu menjadi pemimpin dalam pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal, mampu mengelola pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal, mampu menerapkan prinsip – prinsip kewirausahaan dalam menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan suatu usaha, mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, dan mampu melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan usaha sesuai standar pengawasan yang berlaku.